Rektor Unnes Maju Cawagub Jateng, Mahasiswa Didekte


          Gegap gempita pesta demokrasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Provinsi Jawa Tengah akan segera dimulai. Tiga pasang calon sudah terdaftar di KPU, salah satunya ialah pasangan Cagub Juara bertahan bibit waluyo dengan Cawagub Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof. Sudijono Sastroadmojo.
 Memanfaatkan posisinya yang masih menjabat sebagai Rektor hingga 11 april mendatang, Sudijono diduga menggalang kekuatan di lingkungan kampus Unnes untuk mendukung pencalonannya sebagai Cawagub.

Beberapa waktu lalu, ada pengumpulan masa mahasiswa yang bersatus sebagai mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi, disinyalir pengumpulan masa tersebut, digiring untuk mendukungnya sebagai Cawagub Jateng. Hal tersebut mengundang reaksi keras baik dari dosen maupun mahasiswa, kalangan akademik unnes.
Choirul Amin, Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Unnes dalam status jejaring sosial facebook menjelaskan, bahwa “...kalau kita memperhatikan, pendidikan beralih fungsi sebagai tempat untuk memperoleh dukungan pada saat akan diadakan pilkada maupun pemilihan yang lain, hal ini baik dilakukan dengan cara terang-terangan maupun dengan cara yang lebih sopan. hal semacam itu sering kita sebut sebagai politisasi pendidikan.”
Rabu (20/3) pagi, puluhan mahasiswa Unnes menyikapi aksi politisasi pendidikan dengan menggelar aksi damai di dalam kampus. Selama lebih kurang satu jam mereka berorasi dan membentangkan poster bertuliskan “Jangan Politisi Kami”. Aksi ini merupakan bentuk peringatan agar proses akademik di dalam kampus tak diusik dengan kepentingan politik.
Isu Politisasi pendidikan di lingkungan unnes tidak terjadi pada akhir-akhir ini saja, tahun lalu unnes memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada Agung Laksono (Golkar), ada indikasi bahwa sebagai bibit kerjasama dengan Golkar dan pada akhirnya sebagai balas budi akhirnya Golkar mengusung sudijono maju menjadi Cawagub mendampingi sang juara bertahan Bibit Waluyo.
Menanggapi hal tersebut, Arif Hidayat Dosen Hukum tata negara Unnes dalam buletin mingguan mahasiswa Unnes (Express Vol XI No 2, 21/3) menyebutkan bahwa “terlepas siapapun yang mencalonkan diri, kampus merupakan lahan paling strategis untuk kampanye. Mau yang maju rektor atau bukan, sama saja.
Yang terpenting adalah bagaimana sivitas akademika unnes menyikapi”. Sedangkan Makhmud Kuncahyo Presiden Mahasiswa Unnes, dalam opininya di Express (Vol XI No 2, 21/3) menyebutkan, bahwa “saya mengajak seluruh sivitas akademika unnes untuk menjaga kampus kita agar tetap terjaga kehormatannya sebagai sebuah institusi pendidikan yang netral”, tegasnya.
Mendikbud Mohammad Nuh dalam sutus resmi dikti menegaskan, semua PTN dilarang menjadi pendukung atau underbow partai politik (parpol) tertentu. “Sudahlah, kita ini hidupnya di lingkungan akademik. Harus total di akademik. Kami tidak mengajak ke partai A atau partai B,”.
Pilihan Sudijono Sastroadmojo sebagai Bakal Mantan Rektor Unnes atau Calon Wakil Gubernur jawa tengah sangat disayangkan sekali. karena lebih memilih ambisi politiknya sebagai Cawagub. Sudijono sangat terkenal erat dengan sistem dan kebijakan konservasi serta, kampanye “1 orang 1 pohon”, dia memilih konservasi itu untuk pohon beringin.


Sejumlah dosen dan kelompok mahasiswa
mulai digiring untuk mendukung salah satu
pasangan cagub-cawagub jateng.(jaringnews.com)
 
Mendikbud (M. Nuh, 2013) "Sudahlah,
kita ini hidupnya di lingkungan akademik.
Harus total di akademik”.
 
sumber *Suaramerdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar